Selasa, 15 Januari 2013

Masjid Ampel dan Kampung Arab

Masjid Ampel terletak tidak jauh dari Pelabuhan Tanjung Perak, yang merupakan pelabuhan utama di wilayah Indonesia timur, sekitar 4 km dari pusat kota Surabaya.
Sebagai salah satu masjid tertua dan masjid yang paling ramai di Surabaya, Masjid Ampel memiliki hubungan tertentu dengan 'Sunan Ampel', yang merupakan salah satu dari 'Wali Songo' yang memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam di Jawa.
Selama Ramadhan atau bulan puasa, daerah Ampel menjadi lebih ramai dikunjungi. Layaknya Kampung Arab, daerah ini banyak di kunjungi untuk mereka yang ingin membeli keperluan untuk Ramadhan atau barang-barang islami, seperti, tasbih, sajadah, mukenah, kerudung dll. Disamping itu, Kampung Arab Ampel memiliki beragam pilihan untuk menu masakan Arab atau India.

Tugu Pahlawan


Tugu Pahlawan terletak di Jalan Tembaan. Tugu pahlawan ini dibangun untuk menghormati parjurit Surabaya yang tewas selama pertempuran besar melawan tentara sekutu yang dilumpuhkan oleh NICA, dan yang ingin menduduki Surabaya pada 10 November 1945. Tugu pahlawan ini terletak di depan kantor gubenur.
Tugu pahlawan dibangun dalam bentuk "paku terbalik dengan ketinggian 40,45 meter dengan diameter 3,10 meter dan di bagian bawah diameter 1,30 meter. Di bawah monumen dihiasi dengan ukiran "Trisula" bergambar,' "Cakra", '"Stamba" dan' "Padma" sebagai simbol api perjuangan.
Di dalam tugu ini, terdapat Museum 10 November. Museum Sepuluh Nopember dibangun untuk memperjelas keberadaan Tugu Pahlawan tersebut dan sebagai penyimpang bukti-bukti sejarah di 10 November 1945.

Festival Rujak Uleg


Indonesia memiliki berbagai jenis rujak, diantaranya Rujak Uleg ada Rujak Manis.
Rujak uleg, adalah salah satu makanan tradisional yang umumnya berasal dari Jawa Timur, khususnya dari Surabaya. Rujak uleg adalah jenis makanan dengan saus petis dan menggunakan kacang, cabe dan bawang putih. Sementara, sayurannya menggunakan mentimun, tauge, kangkung, lontong, tahu dan tempe.
Sementara, rujak manis, adalah jenis rujak buah dengan saus pedas dan manis dengan menggunakan gula aren dan kacang. Buah yang digunakan umumnya menggunakan mangga setengah mentah, belimbing, kedondong, bengkoang, jambu biji, nanas, semangka, nangka, apel, tahu, pepaya, melon, jambu mete, mentimun, jambu air, lengkap dengan krupuk.
Setiap tahun, saat hari jadi kota Surabaya, pasti diadakan festival rujak uleg sebagai ikon makanan khas Surabaya. Ada sekitar lebih dari 1000 peserta akan berkumpul di daerah Kembang Jepun untuk mengadakan festival yang banyak dimeriahkan ibu-ibu ini.
Rujak Uleg Festival adalah festival tahunan di Surabaya. Para peserta berasal dari penduduk lokal atau datang dari luar Surabaya yang sebagian besar berasal dari penjual Rujak Uleg dari seluruh wilayah di Jawa Timur.
Para peserta harus mengenakan pakaian tertentu yang unik untuk menambah keceriaan antara lain, pakaian tentara, nelayan, tokoh pewayangan seperti Gatot Kaca, badut, dan banyak lagi.

Gedung Negara Grahadi

Grahadi Negara Gedung adalah sebuah bangunan yang dibangun pada tahun 1795 pada masa pemerintahan Residan Dirk Van Hogendorps (1794-1798). Saat ini, fungsi bangunan ini diperuntukkan sebagai kediaman resmi Gubernur Jawa Timur.

Gedung Negara Grahadi terletak di jantung kota Surabaya, dekat dengan lokasi perbelajaan Tunjungan Plaza. Nama Grahadi diambil dari bahasa Sansekerta, Graha dan Adi, yang berarti Rumah yang bernila dan memiliki derajat yang tinggi. Hal ini terbukti dari kokohnya bangunan ini berdiri dan masih tetap pada bentuk asalnya selama dua abad lamanya. Gedung Negara Grahadi memiliki 2 lantai, dengan luas bangunan induk 2016 m2, bangunan penunjang 4125,75 m2 di atas tanah seluas 16.284m2. Pada lantai I dalam gedung terbagi menjadi beberapa ruangan antara lain ruang tamu dan ruang rapat Muspida Tingkat I Jawa Timur.

Gedung yang menyimpan banyak peristiwa bersejarah ini dapat dikunjungi oleh wisatawan mulai hati Senin sampai Kamis pukul 08.00-13.00 WIB,hari Jumat pukul 08.00-11.00 WIB,hari Sabtu pukul 08.00-12.00, sedangkan hari Minggu ditutup untuk umum.

Tiga atau empat hari sebelum kunjungan, wisatawan diharuskan mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kepala Bagian Rumah Tangga Biro Umum Setwilda Tk. I Jawa Timur, di Jl. Pahlawan 110 Surabaya.

Selamat Datang di Kota Surabaya

Apa yang bisa langsung diingat tentang Jawa Timur?
Tentu saja Surabaya. Selain menjadi ibukota dari propinsi Jawa Timur, Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta. Dengan populasi penduduk sekitar 3 juta orang, Surabaya telah menjadi kota Metropolis dengan beberapa keanekaragaman yang kaya di dalam nya. Selain itu, Surabaya saat ini juga telah menjadi pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di Indonesia.

Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan, hal ini terjadi sejak adanya pertempuran rakyat Surabaya melawan tentara Belanda dalam revolusi kemerdekaan Indonesia.

Nama Surabaya, sesuai dengan etimologinya, berasal dari kata Sura ata Suro dan Baya atau Boyo, dalam bahasa Jawa. Suro adalah jenis ikan hiu, sedang boyo adalah istilah bahasa jawa untuk buaya. Menurut mitos, dua hewan ini adalah binatang paling kuat yang juga menjadi simbol kota Surabaya sampai saat ini. Pendapat lain mengatakan, bahwa nama Surabaya juga diambil dari istilah Sura Ing Baya, yang berarti "berani menghadapi bahaya".

Surabaya merupakan pelabuhan utama dan pusat perdagangan komersial di wilayah timur Indonesia, dan sekarang menjadi salah satu kota terbesa di Asia Tenggara. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut, Sidoarjo di selatan, Mojokerto dan Jombang di barat daya menjadi kesatuan yang dinamakan Gerbang Kertosusila, seperti Jabodetabek di Jakarta dan sekitarnya.

Letak kota Surabaya berada di tepi pantai utara Jawa timur, dan berbatasan langsung dengan Selat madura di utara dan timur, Kabupaten Sidoarjo di selatan, dan Kabupaten Gresik di barat. Kota Surabaya berada pada dataran rendah, dengan ketinggian antara 3-6 M di asata permukaan laut, hal ini juga yang menyababkan suhu udara di Surabaya tergolong panas dan kering.
Sebagai ibukota provinsi, Surabaya juga merupakan rumah bagi banyak kantor dan pusat bisnis. Perekonomian Surabaya juga dipengaruhi oleh pertumbuhan baru dalam industri asing dan beberapa segmen industri yang akan terus berkembang, terutama dalam hal properti, dimana gedung pencakar langit, mall, plaza, apartemen dan hotel berbintang akan terus terbangun setiap tahunnya.

Sebagai kota metropolitan, Surabaya dihuni oleh multi etnis dan banyak suku bangsa, seperti warga Tionghoa, suku Jawa, Batak, Madura, Bali, Bugis, Sunda dan banyak lagi. Ada juga warga negara asing termasuk Malaysia, Cina, India, Arab dan Eropa.

Bahasa yang digunakan sehari-hari sebagian besar menggunakan bahasa Jawa, dengan dialek Suroboyoan. Dialek ini cukup berbeda dengan bahasa Jawa dari Jawa Tengah seperti Surakarta atau Yogyakarta. Dialek Suroboyoan memiliki intonasi yang dalam dan tinggi, dan terkesan keras.

Meskipun Surabaya banyak dipengaruhi oleh beragam budaya, tapi keaslian budayanya masih tetap hidup dan berkembang sampai saat ini. Beragam kebudayaan asli itu bisa dilihat dari berbagai acara seperti, kesenian wayang, ludrug, tari remo dan kebudayaan khas Jawa lainnya.